Selasa, 30 Maret 2010

Syukur dan kufur

Selama beberapa hari aku mencari, aku dapati banyak pemahaman berasal dari istilah, seperti kondisi trans, berasal dari istilah transisi atau mengambang. untuk merilekkan fikiran, masuk deep trans, ternyata harus membayangkan atau merasakan "mengambang", apa saja yang "mudah" bisa mengambang seperti kapuk kapas yang ringan mengambang sampai membayangkan bahwa bumi, matari semuanya mengambang. kita berjalan dari kediri kesurabaya akan cepat sampai bila "mengambang" dengan naik kendaraan dari pada jalan kaki.

Ketika aku berusaha menemukan syukur aku dapati diriku ternyata sangat "kufur". Kita tidak hanya syukur dalam makna spiritual tetapi juga finansial, sosial, kesehatan dan potensi diri. secara finansial ternyata aku termasuk "kufur", selama ini aku "menutup" aku tidak mau/bisa membuka usaha akibatnya aku juga tertutup dalam arti gak punya uang. Banyak teman-temanku punya banyak uang sebab mau membuka "usaha", ada sablon printing, warung dll.

Aku dapati ternyata diriku "takut" untuk syukur dan senang kufur dan aku benar-benar merasa tidak bisa syukur, banyak alasanku mulai aku tidak bisa bicara, punya kemampuan, takut rugi/gagal dn seterusnya yang menyebabkan aku jadi menutup, tidak membuka usaha.

Aku dapati sebuah konsep sederhana dan sangat aku rasakan manfaatnya, aku memberanikan diri untuk syukur dalam arti "membuka" yang aku bisa. QS(14:7) siapa membuka akan ditambah dan siapa menutup akan mendapat adzab/kesengsaraan. Aku mulai "membuka" dalam ari membeberkan atau meng ungkapkan dengan kata-kata mulai dari aku ucapkan, "aku bersyukur /berterimakasih kepadaMu ya Allah atas agama Nabi Muhammad dan milah Ibrahim", "aku syukur atas harta yang telah Engkau amanahkan". "anak istri, keluarga" dst.

Lebih kurang 1bulan selalu aku ucapkan setiap selesai sholat diiringi dengan bacaan fatihah setiap 1 ucapan syukur. sampai aku mendapat sebagian rahasia syukur nabi yunus ketika dalam penderitaan, yang bermula dari rasa takut, lari dan masuk perut ikan. Ternyata syukur adalah mengungkapkan kebenaran, ketika aku tidak punya uang berarti aku dalam kedloliman, pasti aku berbuat dlolim dengan tidak mau membuka usaha, yang sebenarnya aku sangat takut untuk membuka usaha. aku ucapkan doa nabi yunus dengan persaan "meskipun aku tidak bisa menghilangkan kekufuranku, aku dalam kedfloliman aku menerima dengan ikhlas karena aku masih bisa bertasbih".

Berlinang air mataku ketika aku mengucapkannya, banya dalam hati dari pada terucap secara lesan. sampai beberapa hari, kemudian aku merasa rasa takut-ku tiba-tiba mulai hilang dan aku mulai "bisa" berani untuk "membuka usaha".
»»  Baca selengkapnya...

Jumat, 15 Januari 2010

Interupsi fikiran bawah sadar

02/11/2009

Entah kenapa suatu saat kita dihadapkan pada suatu keadaan "stress", perasaan kacau, hati yang sangat tidak nyaman, ingin marah, frustasi atau emosi negatif semacamnya. Penyebab keadaan ini bisa kita ketahui atau tidak kita ketahui. 

Keadaan ini seperti ini sebenarnya merupakan interupsi fikiran bawah sadar, yang menginginkan sesuatu untuk kebaikan kita atau fikiran bawah sadar "merasa" ada kekurangan pada diri kita. Bila diperhatikan "fikiran bawah sadar" seperti anak kecil ketika meminta sesuatu atau takut akan sesuatu, pasti ia akan menangis meronta-ronta dan sering sekali kita tidak mengetaui bagaimana menghentikan tangisnya. Jalan pintas menghentikan tangisnya sangat berbahaya bagi "kehidupan" anak dimasa datang, kebijaksanaan orang tua untuk mencari tahu penyebab tangis anak kemudian membujuk anak supaya berhenti menangis akan sangat bermanfaat besar.

Yang utama bagi kita adalah pertama harus difahami interupsi bawah sadar bersifat kondisional, ketika belum bisa naik motor tidak ada "keinginan" untuk "ngebut" karena "ngebut" merupakan kondisi ketika sudah dan dalam mengendarai motor. Semakin banyak "program" kesadaran semakin banyak pula interupsi fikiran bawah sadar tentang keinginannya akan sesuatu atau takut akan sesuatu, karena itu yang kedua sebisa mungkin "mempelajari teknik-teknik" mendidik atau mengetahui kebutuhan "anak" fikiran bawah sadar supaya bisa mengetahui "cara" dan menyelamatkan.

Ketika sudah dalam kondisi interpsi yang intens, langkah-langkah yang sebaiknya kita ambil:

1. Mencoba tenang, "Bagaimana bisa tenang sedangkan fikiran lagi kacau?", ini pertanyaan yang pasti terlontar dalam keadaan seperti ini. Kita perlu tahu sumber "kekacauan". Pengetahuan dasar klasifikasi fikiran sangat diprlukan untuk mengetahui sumber, Kesadaran, emosi, ingatan dan firiran kritis, dari keempat elemen fikiran mana yang paling intens.

2. Pada saat interupsi intens, pasti terjadi self-talk (percakapan sendiri) dari "bagian-bagian diri". Hal ini sangat wajar dan "normal", secara alami yang namanya "kekacauan" pasti ada bagian-bagian yang bertikai. Sebagai penengah seharusnya fikiran "kesadaran" (kita) tidak boleh terjebak dalam pertempuran sehingga tidak tahu solusinya, apalagi ikut memperkeruh keadaan.

3. Sebagai penengah, kita atur dialog, yang pasti self-talk dalam keadaan sekacau apapun pasti satu-satu. Masing-masing bagian diri punya tujuan sendiri-sendiri, pasti ada kompromi dan sebenarnya sangat mudah. Dalam keadaan seperti ini ide fikiran negatif pasti muncul, tapi sekali-kali jangan mau diperdaya menjalankan ide ini. Sebagai contoh, mungkin kita pernah kena tilang polisi, diminta dan kita membayar sejumlah uang, dalam beberapa saat pastilah terjadi "kekacauan", dalam kondisi ini pasti muncul ide untuk "menyantet" sipolisi yang namanya sempat kita ingat. Ide positifnya kita "do'akan" sipolisi dengan do'a kebaikan.

4. Tetap intensif dengan selalu menjaga "emosi positif", dalam kondisi ini jangan sampai terjebak dalam emosi negatif seperti sedih, susah, malu, marah, bingung karena emosi negatif yang diikuti pasti akan membawa semakin negatif. Sekuat tenaga kita harus mengangkat dalam emosi positif seperti "sabar" dalam arti pasrah dan menerima, "syukur" karena sadar bahwa ini yang terbaik bagi kita. Emosi posif akan mendorong kita untuk mengetahui solusi terbaik apa yang harus dilakukan. Nantinya kita akan tahu bahwa kekacauan yang terasa menghimpit kita, membuat dada terasa sesak ternyata cukup dengan membuat afirmasi positif yang bisa mengakomodasikan keinginan masing-masing bagian diri kita.

5. Cari referensi, bisa dilakukan dengan baca buku, alqur'an, atau apa sajalah. Curhat dengan orang yang dianggap punya solusi bisa sangat membantu.


»»  Baca selengkapnya...